Sabtu, 04 Mei 2013
Rabu, 01 Mei 2013
GEOSFER
11.15
2 comments
A.
PENGERTIAN GEOSFER
GEOS : BUMI
FER/ SFERA : PERMUKAAN
GEOSFER secara umum adalah
lapisan atau sfera yang terdapat pada bumi terletak pada permukaan bumi dan di
bawah permukaan bumi dan lapisan bumi tersebut berpengaruh langsung maupun
tidak langsung terhadap kehidupan bumi.
GEOSFER adalah lingkungan
dipermukaan bumi meliputi:
- Litosfer yaitu lingkungan kulit
bumi atau kerak bumi
- Atmosfer yaitu lingkungan udara
- Hidrosfer yaitu lingkungan
perairan
- Biosfer yaitu lingkungan
makhluk hidup
- Antroposfer yaitu lingkungan
manusia
Dalam mempelajari geografi
diperlukan cabang-cabang ilmu yang lain sebagai penunjang karena geografi
adalah kajian ilmu yang sangat kompleks dan di anggap sebagai induknya semua
ilmu pengetahuan sehingga selalu berkaitan dengan ilmu-ilmu yang lain.
GEOSFER atau bumi yang padat
adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,
mineral-mineral, dan bahan-bahan yang dikenal sumber daya alam. GEOSFER adalah
konsentrasi CO2 di udara yang berlebih dan hujan asam. GEOSFER adalah material
batuan bumi terbentuk (padat atau cairan), terlepas dari hidrosfer dan
atmosfer.
B.
FENOMENA GEOSFER
1. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang
melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai
jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas
permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang
terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain
berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk
memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan
tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang
dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih
baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas
nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%),karbondioksida
(variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer
melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari
matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari
atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Atmosfer tidak mempunyai batas
mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada
batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Komposisi dari atmosfer bumi
Atmosfer tersusun oleh:
-
Nitrogen
-
Oksigen
-
Argon
-
Air
-
Ozon
-
Karbondioksida
Atmosfer dibagi menjadi 5 lapisan
lagi, yaitu :
-
1 Troposfer
-
2 Stratosfer
-
3 Mesosfer
-
4 Termosfer
-
5 Eksosfer
2. Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar
dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos (λίθος) yang
berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα) yang berarti padat. Litosfer berasal dari
kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer
adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit bumi. Pada
lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah
sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki
ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas
(merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah
(merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer bumi meliputi kerak dan
bagian teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar
dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang
lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer
dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap
padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis
karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer terpecah menjadi
beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat
konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan
terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914,
yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang
berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak
benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut
litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia
sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan
telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang
litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan
pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan
lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer
-
Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak
samudra dan berada di dasar samdura
-
Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak
benua
Litosfer samudra memiliki
ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km.
Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan
Mohorovicic
3. Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang
ada di permukaan bumi. Kata hidrosferberasal dari kata hidros yang berarti air
dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputidanau,
sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat
di lapisan udara.
4. Biosfer
Biosfer adalah bagian luar dari
planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan
proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurutgeofisiologi, biosfer
adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan
hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan),
hidrosfer(air), dan atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah
satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap
telah berlangsung selama sekitar 3,5 milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia
Bumi.
5. Antroposfer
Antroposfer adalah lapisan
manusia yang merupakan tema sentral diantara sfera-ftera. Karena kajian geografi
merupakan tema sentral, maka kajian geografis sering disebut antroposentris.
Pengertian yang diperkenalkan oleh Eratosthenes, geografi merupakan ilmu yang
mendeskripsikan manusia denganlingkungan alam di wilayah-wilayah tertentu
berdasarkan data dan informasi yangdiperoleh.
Pengkajian geografi berkaitan
dengan aspek alam tentang tempat terjadinya gejala dan aspek manusia penghuni
alam tersebut. Karl Ritter menyatakan bahwa geografi mempelajari bumi sebagai
tempat tinggal manusia. Pengertian tersebut sudah termasuk aktivitas manusia
untuk mempertahankan hidupnya, juga dianalisis penyebarannya, perkembangan,
hubungan dan interaksinya secara keruangan.
BENCANA ALAM
09.37
No comments
A.
Devinisi Bencana Alam
Bencana alam adalah konsekuensi
dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung,
gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan
manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan
kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang
diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang
sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam
tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya (kepemilikan,
harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk
mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini
berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu
dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya
tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia,
misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian
istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya
bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian
juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang
mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang
berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya
tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada
disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep
ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut
rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan
ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
B.
Klasifikasi Bencana alam
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Bencana alam
geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari
dalam bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah
gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
2. Bencana alam
klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang
disebabkan oleh faktor angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah
banjir, badai, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran
alami hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun
pemicu utamanya adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya
dimulai dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan
sebagainya).
3. Bencana alam
ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang
terjadi di luar angkasa, contoh : hantaman/impact meteor. Bila hantaman
benda-benda langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam
yang dahsyat bagi penduduk bumi.
Macam-Macam Bencana Alam Di Sekitar Kita
1. Banjir
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan
tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam
wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana.
Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga
daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Jenis – Jenis Banjir
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang
menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir
sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
a. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap.
b. Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.
c. Banjir Laut
pasang
Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.
Penyebab Terjadinya Banjir
Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai
berikut :
a) Penebangan
hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
b) Pendangkalan
sungai,
c) Pembuangan
sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,
d) Pembuatan
saluran air yang tidak memenuhi syarat,
e) Pembuatan
tanggul yang kurang baik,
f) Air laut,
sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
Dampak Dari Banjir
Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
a) Rusaknya areal
pemukiman penduduk,
b) Sulitnya
mendapatkan air bersih, dan
c) Rusaknya
sarana dan prasarana penduduk.
d) Rusaknya areal
pertanian
e) Timbulnya
penyakit-penyakit
f) Menghambat
transportasi darat
Cara Mengantisipasi Banjir
Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus
dilakukan, diantaranya adalah :
a) membersihkan
saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan
terjadinya banjir.
b) mengeruk
sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c) membangun
rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa)
sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d) tidak
mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan
air.
e) tidak
menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air,
sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap
secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat
menyebabkan tanah longsor.
f) membuat
tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok
laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak
masuk ke dalam daratan.
2. Kebakaran
Hutan
Kebakaran hutan adalah kebakaran yang diakibatkan oleh
faktor alam seperti akibat sambaran petir, kekeringan yang berkepanjangan,
leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan menyebabkan dampak yang
luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak daerah di sekitarnya. Hutan
yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga sehingga bisa membakar habis
bangunan-bangunan yang ada.
Penyebab Kebakaran liar, antara lain:
a) Sambaran petir
pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
b) Kecerobohan
manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa
mematikan api di perkemahan.
c) Aktivitas
vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung
berapi.
d) Tindakan yang
disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan
pertanian baru dan tindakan vandalisme.
e) Kebakaran di
bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran
di atas tanah pada saat musim kemarau.
Cara Mengantisipasi Kebakaran Hutan :
Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat unit pengelolaan
hutan konservasi, kesatuan pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan
hutan lindung meliputi kegiatan:
a) Inventarisasi
lokasi rawan kebakaran hutan;
b) Inventarisasi
faktor penyebab kebakaran;
c) Penyiapan regu
pemadam kebakaran;
d) Pembuatan
prosedur tetap;
e) Pengadaan
sarana dan prasarana; dan
f) Pembuatan
sekat bakar.
3. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah
mulai dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan. Gempa
dengan skala tinggi dapat membuat luluhlantak apa-apa yang ada di permukaan
bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman, landmark, dan lain
sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena gempa bumi yang besar.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin
lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana
tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat
itulah gempa bumi akǍan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan
lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan
lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan
besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami
transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan
magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan
terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga
terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti
Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi
karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa
pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat
para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi
Mengantisipasi Gempa Bumi
Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah
apa dan bagaimana cara menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa
terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi kejadian gempa adalah sebagai berikut:
Sebelum terjadi gempa
a) Mengetahui
secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita
berada. Ingat gempa dapat terjadi sewaktu-waktu.
b) Meletakkan
barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan tidak tergantung.
c) Matikan segera
lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar terhindar dari bahaya
kebakaran.
Saat terjadi gempa
Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik
dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di bawah
meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang mungkin mengakibatkan luka
seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung yang mungkin akan jatuh
menimpa.
Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat
yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan
meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan bangunan
masih dapat terjadi.
Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut
berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik
mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan
runtuhan.
Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari
perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar bangunan.
Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa terjadi, dan jangan
gunakan elevator atau lift yang ada.
Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kamu
dan tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu. Jangan
berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika gempa sudah
berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan yang
membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah terjadi gempa
a) Tetap
menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan
yang merusak kaki.
b) Periksalah
apakah kamu mendapat luka yang memerlukan perawatan segera.
c) Periksalah
aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas
usahakan segera menutup sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan
merokok.
d) Periksalah
kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.
e) Dengarkan
informasi melalui televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh
pemerintah, bila hal ini memungkinkan.
Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa
susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah.
4. Tsunami
Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang menyapu daratan
akibat adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin
ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat berbahaya karena bisa menyapu bersih
pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut lepas yang dalam. Tsunami
yang besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk hidup yang terkena dampak
tsunami.
Penyebab terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi,longsor
maupun meteor yang jatuh ke bumi.
Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.
Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus,
misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar
laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan
air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air
laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan
terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut
di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer
per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih
50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah
laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun
saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena
terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk
daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter
bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau
sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng
samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan
gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan
tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya,
dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang
berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau
meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar,
dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami :
a) Gempa bumi
yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
b) Gempa bumi
dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
c) Gempa bumi
dengan pola sesar naik atau sesar turun
Cara Mengantisipasi Tsunami :
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:
a) Jika kamu
sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya
ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang
terdekat.
b) Jika situasi
memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c) Jika situasi
tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat
yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk
sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d) Jika situasi
memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak
membawa apa-apa.
5. Gunung Meletus
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi
dari dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar
panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa
diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan
bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C.
Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu
dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan
lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang
sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Berbagai Tipe Gunung Berapi
a) Gunung berapi
kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)
b) Gunung berapi
perisai (shield volcano)
c) Gunung berapi
maar
Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui
beberapa tanda, antara lain :
a) Suhu di
sekitar gunung naik.
b) Mata air menjadi kering
c) Sering
mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
d) Tumbuhan di
sekitar gunung layu
e) Binatang di
sekitar gunung bermigrasi
Mengantisipasi Tsunami
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:
a) Jika kamu
sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya
ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang
terdekat.
b) Jika situasi
memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c) Jika situasi
tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat
yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk
sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d) Jika situasi
memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak
membawa apa-apa.
6. Angin Puting
Beliung / Angin Ribut
Angin puting beliung adalah angin dengan kecepatan tinggi
yang berhembus di suatu daerah yang dapat merusak berbagai benda yang ada di
permukaan tanah. Angin yang sangat besar seperti badai, tornado, dan lain-lain
bisa menerbangkan benda-benda serta merobohkan bangunan yang ada sehingga
sangat berbahaya bagi manusia.
Puting Beliung secara resmi digambarkan secara singkat
olehNational Weather Service Amerika Serikat seperti tornado yang melintasi
perairan. Namun, para peneliti umumnya mencirikan puting beliung "cuaca
sedang" berasal dari puting beliung tornado.
Puting beliung cuaca sedang sedikit perusak namun sangat
jauh dari umumnya dan memiliki dinamik yang sama dengansetan debu dan
landspout. Mereka terbentuk saat barisan awan cumulus congestus menjulang di
perairan tropis dan semitropis. Angin ini memiliki angin yang secara relatif
lemah, dinding berlapis lancar, dan umumnya melaju sangat pelan. Angin ini
sangat sering terjadi di Florida Keys.
Puting Beliung
Tornado merupakan secara harafiah sebutan untuk "tornado yang melintasi
perairan". Angin ini dapat terbentuk melintasi perairan seperti tornado
mesosiklon, atau menjadi tornado darat yang melintas keluar perairan. Sejak
angin ini terbentuk dari badai petir perusak dan dapat menjadi jauh lebih
dahsyat, kencang, dan bertahan lebih lama daripada puting beliung cuaca sedang,
angin ini dianggap jauh lebih membahayakan.
7. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah tanah yang turun atau jatuh dari tempat
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Masalahnya jika ada orang atau
pemukiman di atas tanah yang longsor atau di bawah tanah yang jatuh maka sangat
berbahaya. Tidak hanya tanah saja yang longsor karena batu, pohon, pasir, dan
lain sebagainya bisa ikut longsor menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya.
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu
peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan asabatuan atau tanah dengan
berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong
dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini
adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula
faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh :
Erosi yang disebabkan
sungai - sungai atau gelombang laut yang
menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam lereng dari bebatuan dan tanah
diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat gempa bumi menyebabkan
tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng yang lemah gunung berapi
menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan
petir berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau
salju;
8. Pemanasan
global atau Global Warming
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratanBumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat
0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar
peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan
besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kacaakibat
aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua
akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat
beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan
IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC
menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga
11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan
oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di
masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun
sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan
kenaikan muka air lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini
mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan
polapresipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya
hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah
mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan
bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan
bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi
perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang
harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau
untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar
pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi
Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
9. Kekeringan
Perlu dibedakan antara kekeringan (drought) dan kondisi
kering (aridity). Kekeringanadalah kesenjangan antara air yang tersedia dengan
air yang diperlukan, sedangkan ariditas (kondisi kering) diartikan sebagai
keadaan jumlah curah hujan sedikit.
Kekeringan (kemarau) dapat timbul karena gejala alam yang
terjadi di bumi ini. Kekeringan terjadi karena adanya pergantian musim.
Pergantian musim merupakan dampak dari iklim. Pergantian musim dibedakan oleh
banyaknya curah hujan. Pengetahuan tentang musim bermanfaat bagi para petani
untuk menentukan waktu tanam dan panen dari hasil pertanian.
Pada musim kemarau, sungai akan mengalami kekeringan. Pada
saat kekeringan,sungai dan waduk tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya
sawah-sawah yang menggunakan sistem pengairan dari air hujan juga mengalami
kekeringan. Sawah yang kering tidak dapat menghasilkan panen. Selain itu,
pasokan air bersih juga berkurang. Air yang dibutuhkan sehari-hari menjadi
langka keberadaannya.Kekeringan pada suatu kawasan merupakan suatu kondisi yang
umumnya mengganggu keseimbangan makhluk hidup.
Kondisi kekeringan dapat ditinjau dari berbagai segi,
diantaranya:
a. Kekeringan
meteorologis (meteorological drought)
b. Kekeringan
pertanian (agricultural drought)
c. Kekeringan
hidrologis (hydrological drought)
d. Kekeringan
sosial – ekonomi (socio – economic drought)
Beberapa cara untuk mengantisipasi kekeringan, diantaranya:
a) membuat waduk
(dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di musim kemarau. Selain itu waduk
dapat mencegah terjadinya banjir pada musim hujan,
b) membuat hujan
buatan untuk daerah-daerah yang sangat kering,
c) reboisasi atau
penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah gundul agar tanah lebih mudah
menyerap air pada musim penghujan dan sebagai penyimpanan cadangan air pada
musim kemarau,
C.
Dampak Bencana Alam
Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya
tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul
bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian,
aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa
ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni.
Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena
peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan
manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai
peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya
tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada
disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep
ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut
rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan
ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
Bencana berarti juga terhambatnya laju pembangunan. Berbagai
hasil pembangunan ikut menjadi korban sehingga perlu adanya proses membangun
ulang. Kehidupan sehari-hari juga menjadi tersendat-sendat. Siswa yang hampir
menempuh ujian terpaksa berhenti bersekolah. Kenyataan seperti ini berarti pula
muncul kemungkinan kegagalan di masa mendatang. Pemenuhan kebutuhan seharihari
juga menjadi sulit padahal penggantinya juga tidak bisa diharapkan segera ada.
Selasa, 23 April 2013
LETAK ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS WILAYAH INDONESIA
16.18
No comments
1.Letak Astronomis
Letak astronomis suatu negara adalah posisi letak yang
berdasarkan garis lintang dan
garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang
melingkari permukaan bumi secarahorizontal, sedangkan garis bujur adalah garis
khayal yang menghubungkan Kutub Utaradan Kutub Selatan. Letak astronomis
Indonesia Terletak di antara 6oLU – 11oLS dan95oBT – 141oBT Berdasarkan letak
astronomisnya Indonesia dilalui oleh garis equator,yaitu garis khayal pada peta
atau globe yang membagi bumi menjadi dua bagian samabesarnya. Garis equator
atau garis khatulistiwa terletak pada garis lintang 0o.
2.Letak Geograpis
Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah
dilihat dari kenyataan dipermukaan bumi.Berdasarkan letak geografisnya,
kepulauan Indonesia di antara BenuaAsia dan Benua Australia, serta di antara
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Dengan demikian, wilayah Indonesia berada
pada posisi silang, yang mempunyai artipenting dalam kaitannya dengan iklim dan
perekonomian.
Letak geografis adalah
letak suatu wilayah/tempat/negara berdasarkan kenyataan di permukaan
bumi. Indonesia terletak diantara 2 benua, benua Asia (di utara katulistiwa)
dan benua Australia (di selatan katulistiwa) dan terletak di antara 2 samudra,
samudra Hindia dan samudra Pasifik
3.Letak Geologi
Letak Geologis adalah letak suatu wilayah berdasarkan
lapisan pembentukan kulit bumi.Indonesia merupakan pertemuan 3 lempeng litosfer
yaitu lempeng Asia yang cukup stabil, lempeng Indo Australia yang bergerak ke
arah utara dan lempeng dasar samudra pasifik yang bergerak ke arah barat
daya.Wilayah Indonesia berada di daerah pertemuan dua rangkaian pegunungan muda
yaitu sirkum Pasifik dan sirkum Mediterania.
4.Iklim Indonesia
Iklim berupa suhu udara, kelembapan udara, curah hujan.
Kelembapan udara pengaruhnya bersifat vertikal akibat perbedaan ketinggian
tempat dan secara horizontal karena perbedaan curah hujan . Untuk mengetahui
iklim di indonesia , kita bisa melihat dari garis-garia lintang. Misal , dari
utara sampai selatan kita bagi menjadi 5 kawasan .
a) Kawasan Udara
Kutub
b) Kawsan Udara
Iklim Sedang
c) Kawasan Udara
Tropis
d) Kawasan Udara
Iklim Sedang
a) Kawasan Udara
Kutub
Langganan:
Postingan (Atom)